Sunday, May 5, 2013

PART 2

CARA KEPOLISIAN MELACAK WILDAN
Investigasi online pelaku peretasan situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beralamat di www.presidensby.com, membuahkan hasil setelah polisi bekerjasama dengan penyedia jasa internet melacak alamat internet protokol (IP Address) milik pelaku.Menurut analis keamanan internet, Ahmad Alkazimy, tim polisi siber mendapatkan IP Address pelaku dari perusahaan penyedia jasa internet (internet service provider/ISP).Dalam kasus ini, situs web www.presidensby.info menggunakan jasa ISP Jatireja Network. Jatireja Network melaporkan identitas pelaku dan sejumlah bukti digital. Begitu dilacak, IP Address itu berada di sebuah lokasi di Jember, Jawa Timur.Pelaku peretasan diduga bernama Wildan Yani Ashari, yang bekerja sebagai administrator di CV Surya Infotama.Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Arief Sulistyo, mengatakan, CV Surya Infotama ini memiliki usaha warung telepon dan warung internet. "CV ini punya usaha di bidang warung telekomunikasi, kemudian jual sparepart komputer dan software," kata Arief di Jakarta, Selasa (29/1/2013)

Wildan kemudian ditangkap dan dibawa ke Gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta Selatan.ISP mencatat nomor IP Address semua pelanggannya, dan mengetahui lokasi penggunanya. Semua perangkat komputer yang terkoneksi dengan jaringan lokal maupun internet, akan memiliki IP Address. Ini ibarat alamat rumah untuk menandai tempat suatu komputer di jaringan lokal ataupun internet.Jika pelaku memalsukan IP Address untuk mengaburkan jejak, atau menumpang di IP Address komputer lain di luar negeri, hal ini masih bisa dilacak dari alamat Media Access Control (MAC Address).MAC Address yang juga sering disebut ethernet address, physical address, atau hardware address, pada umumnya menempel di setiap perangkat komputer dan sulit untuk diubah karena telah dimasukkan ke dalam Read-Only Memory (ROM).
Dalam aksinya, Wildan melakukan deface atau mengganti tampilan asli halaman utama. Wildan telah memperingati orang nomor satu di negeri ini, bahwa situs web informasi presiden "tidak terkunci rapat." Wildan tidak mencuri data, ia hanya masuk ke halaman lalu "mencorat-coret tembok" dengan teks "Hacked by MJL007" berwarna hijau, lalu meninggalkan logo dan teks "Jemberhacker Team" berwarna putih.


JAGA SITUS, KOMINFO KERJA 24 JAM
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring membenarkan adanya serangan terhadap sejumlah situs pemerintah. Menurut dia, ke depannya, pihaknya siap mengamankan semua situs pemerintah dari serangan hacker (peretas)."Kita kan punya tim. Mereka bekerja 24 jam selama ini di bawah Kemenkominfo," kata Tifatul di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/1/2013).Sebelumnya, kelompok hacker internasional terkemuka Anonymous bereaksi atas penangkapan Wildan Yani S (22), orang yang diduga meretas situs resmi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, www.presidensby.info.Mereka pun menyatakan "perang" terhadap Pemerintah Republik Indonesia dengan menumbangkan situs-situs berdomain ".go.id". Satu per satu situs-situs pemerintah bertumbangan dan dengan target utama kembali melumpuhkan situs Presiden SBY. 

Tifatul mengatakan, serangan terhadap situs pemerintah bukan kali ini saja terjadi. Setidaknya, dia mengatakan, ada sekitar 36,6 juta kali serangan terhadap situs-situs pemerintah sepanjang tahun 2012. Semuanya, kata dia, bisa ditangkal.Tifatul menambahkan, pihaknya juga selalu mengingatkan kepada pengelola situs pemerintah untuk memperhatikan secara serius sistem keamanan. Ada atau tidak ada serangan, tambahnya, sistem keamanan harus kuat.Mereka yang meretas situs pemerintah, tambah Tifatul, akan diproses oleh kepolisian. "Siapa pun yang melanggar hukum harus diproses. Tidak bisa juga kita biarkan pelanggar hukum karena cyber crime masalah serius," pungkasnya.Seperti diberitakan, sejak Selasa malam sampai Rabu dini hari, tak kurang dari tujuh domain telah dilumpuhkan dan sebagian di-deface alias tampilan diganti menjadi pesan peringatan. Situs-situs yang sempat dilumpuhkan antara lain beberapa sub-domain di situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenhuk dan HAM, Kemensos, dan Kemenparekraf,
bahkan Indonesia.go.id.

ANONYMOUS MENYERANG INDONESIA 
Ditangkapnya wildan membuat anonymous bereaksi keras.Anonymous menyatakan 'perang' terhadap Pemerintah Indonesia menyusul ditangkapnya Wildan Yani Ashari oleh Tim Cyber Crime Maber Polri. Wildan dituduh pihak kepolisian meretas situs resmi milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Sejak Selasa malam (29/1) sampai Rabu pagi (30/1), sekitar tujuh situs pemerintah yang menggunakan domain go.iddilumpuhkan dan beberapa di antaranya telah di-deface atau diganti tampilan situsnya oleh kelompok peretas Anonymous.Sejumlah situs tersebut antara lain adalah situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenkum dan HAM, Kemensos,indonesia.go.id dan Kemenparekraf.

Kelompok Anonymous Indonesia melalui akun Twitter mereka @AnonNewsIndo juga menyatakan, "Government of Indonesia, you cannot arrest an idea NO ARMY CAN STOP US #Anonymous #OpFreeWildan #FreeAnon.”Bahkan akun Twitter tersebut beberapa saat lalu juga menyatakan bahwa situs bappeda.biereun.go.id berhasil dibobol.Menurut penelusuran INILAH.COM situs milik Pemerintah Kabupaten Bireun ini di-deface dengan tampilan baru yang bertuliskan "Koruptor dihukum 5 tahun penjara, Defacer dihukum 12 tahun penjara. Gile lu Ndro."Anonymous Indonesia juga menuangkan pesan di dalam situs scripgratis.org Dalam pernyataan di situs tersebut, Anonymous menyayangkan tindakan aparat penegak hukum Indonesia yang menangkap seorang pemuda atas aksi peretasan situs Presiden SBY.Anonymous mengatakan, seharusnya Pemerintah Indonesia berterima kasih kepada pemuda bernama Wildan itu karena telah menunjukkan kelemahan sistem dalam situs tersebut."Apakah kalian akan tahu kelemahan sistem website-nya? Dan apakah kalian ingin jika website itu dibobol oleh seorang peretas yang tidak bertanggung jawab bahkan kemungkinan data-data bisa hilang, dan bagaimana jika website itu diambil oleh tangan asing yang bukan berasal dari Indonesia," tulis Anonymous dalam pernyataan tersebut.

WILDAN AKAN DIREKRUT OLEH MABES POLRI
Ali Jakfar, ayah kandung tersangka peretas situs pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wildan Yani Anshari, mengaku mendapat kabar baik tentang anaknya. Wildan dinilai berbakat dan hendak direkrut polisi. “Wildan katanya akan direkrut polisi dan disekolahkan lagi,” ujar dia, Senin siang, 4 Maret 2013.Wildan akn direkrut Mabes Polri menjadi bagian dari Cybercrime Mabes Polri. Tentunya Wildan akan disekolahkan terlebih dahulu dan  tetap saja harus menjalani proses hukum yang berlaku. Salute untuk Mabes Polri yang berpikiran jernih dalam hal ini, mengingat cyberwar yang terus berkembang dan banyak situs-situs spam yang meresahkan masyarakat.

Polri tentu memerlukan amunisi dan salah satunya adalah Wildan ini.Perang Cyber tentu akan menjadi bagian didalam kelanjutan dunia ini, dimana perang tidak hanya melibatkan Pesawat Tempur, Tank ataupun Tentara, melainkan pemain bayangan yang bekerja dibalik laptop ataupun dibalik layar komputer, bersenjatakan PC yang tentu saja mampu melakukan hal itu semua.Sudah waktunya Indonesia, tidak hanya Polisi, Intelejen, Tentara, maupun para ahli bersiap dalam hal ini, karena Cyber War, bisa saja terjadi setiap saat.Satu lagi, kalau boleh usul Pak Polisi, bolehkah Wildan mendapatkan hukuman sosial saja, ajarin anak-anak di jember mengenal komputer ? Yang masih SD tentunya.

SUMBER:







http://hankam.kompasiana.com/2013/04/10/wildan-peretas-situs-sby-akan-direkrut-mabes-polri-549895.html



 











0 comments:

Post a Comment